Selasa, 06 Maret 2018

Contoh Data Kualitatif dan Data Kuantitatif | Contoh Pengolahan Data Pada Statistik (Statistik Tugas 1)



Data Kualitatif dan Data Kuantitatif

1. Data Kualitatif

Pengertian Data Kualitatif adalah data yang berupa tulisan mengenai tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif itu berbentuk uraian terperinci, kutipan langsung dan dokumentasi kasus. Data ini dikumpulkan sebagai suatu cerita responden, tanpa mencoba mencocokkan suatu gejala dengan kategori baku yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagaimana jawaban pertanyaan dalam kuesioner.

Data Kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subjek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara mendalam, menurut makna kehdupan, pengalaman dan interaksi sosial dari subjek penelitian sendiri. Dengan demikian, peneliti dapat memahami masyarakat menurut pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dari penelitian kuantitatif yang membakukan pengalaman responden ke dalam kategori-kategori baku peneliti sendiri.

Data kualitatif disimpan dalam catatan harian. Catatan harian atau catatan lapangan merupakan instrumen utama yang melekat pada beragam teknik pengumpulan data kualitatif. Isi catatan fakta tidak boleh berupa penafsiran pribadi peneliti, akan tetapi fakta-fakta apa adanya dan telah teruji kesahihannya. Peneliti mencatat fakta selengkap dan serinci mungkin. Catatan haruslah berisi hal-hal konkret. Hal-hal yang bersifat abstrak hanya bisa dimasukkan ketika benar-benar dapat dipercaya atau diandalkan. Setiap fakta mewakili peristiwa penting yang akan dimasukkan ke dalam proposisi-proposisi yang nanti hendak disusun, atau sebagai konteks dari suatu kegiatan.
Sumber : Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010. Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO. Penerbit Kencana Prenada Media Group : Jakarta.

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang diterjemkan oleh Tjetjep Rehendi R. yang berjudul Analisi Data Kualitatif (1992), tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
1) Membangun Kerangka Konseptual
2) Merumuskan Permasalahan Penelitian
3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian
4) Instrumentasi
5) Pengumpulan Data
6) Analisis Data
7) Matriks dan Pengujian Kesimpulan.

Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) tahapan penelitian kualitatif meliputi;
1) Menentukan permasalahan
2) Melakukan studi literatur
3) Penatapan lokasi
4) Studi pendahuluan
5) Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi terarah
6) Analisa data selama penelitian
7) Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
8) Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Sumber : TAHAP-TAHAPAN PENELITIAN KUALITATIF MATA KULIAH ANALISIS DATA KUALITATIF Oleh; Asep Suryana, M.Pd.

Contoh Penelitian Kualitatif :
Makna Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Manajemen Keuangan Sekolah
Metode Pembelajaran Yang Efektif Dalam Membentuk Karakter
Metode Pembelajaran Yang Efektif Untuk Menyampaikan Materi Pecahan
Minat Kegiatan Kepramukaan Siswa SD
Model Pembelajaran Yang Efektif Dalam Pembelajaran
Model Pemberian Tugas Pembelajaran Matematika
Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di SD
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di SD
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Pada Bahasan Trigonometri
Pentingnya Keterampilan Membaca Bagi Siswa SD
Pentingnya Semangat Kerja Karyawan Guna Meningkatkan Produktivitas
Peran Guru Kelas Sebagai Fasilitator

Contoh Data Kualitatif :
  • Jumlah siswa di SD Kampung Pojok tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 250 siswa terdiri dari 150 siswa dan 100 siswi.
  • Guru yang mengajar di SD Kampung Pojok pada tahun 2016 berjumlah 12 orang.
  • Jarak lokasi SD Kampung Pojok dengan jalan utama sejauh 1.5 km
  • Waktu belajar siswa adalah 6 jam pelajaran

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

 Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
a. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:

  • Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
  • Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
  • Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.

Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

b. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:

  • Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
  • IQ Budi adalah 120.
  • Suhu udara di ruang kelas 24 Derajat Celcius.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
a. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal antara lain:

  • Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki (2) Perempuan, Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).

b. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, - , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
  • Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1) Taman Kanak-kanak (TK)
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematika ( + , - , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal. Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).

c. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atasdasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, - ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:

  • Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 0 sampai 1 Derajat Celcius memiliki jarak yang sama dengan 1 sampai 2 derajat Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, - ), misalnya 15 derajat Celcius + 15 derajat Celcius = 30 derajat Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 15 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 30 derajat Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 0 derajat Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 0 derajat Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 0 derajat Celcius = 32 derajat Fahrenheit.

d. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , - , x, : ). Sifat sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:

  • Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yangterpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaanantara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya
Sumber : PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN - DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 (https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/31-kode-05-b5-pengolahan-dan-analisis-data-penelitian.pdf)



Pengolahan data pada statistik

Pengolahan data diartikan sebagai proses mengartikan data lapangan, yang berarti supaya data lapangan yang diperoleh melalui alat pengumpul data dapat dimaknai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga proses penarikan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Dengan demikian, pengolahan data tersebut dalam kaitannya dengan praktek pendidikan adalah sebagai upaya untuk memaknai data atau fakta menjadi makna.

Metode pengolahan data secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu ;
1) Pengolahan data secara manual

  • Dilakukan untuk jumlah observasi yang tidak terlalu banyak.
  • Memerlukan waktu yang lama.

2) Pengolahan data secara elektronik

  • Memerlukan bantuan perangkat pintar (komputer, dsb).
  • Meminimalisir tingkat kesalahan.
  • Memerlukan adanya program sesuai kebutuhan.
  • Dapatdilakukan pengolahan lebih lanjut.
Pada prosedur pengolahan data terdiri dari sejumlah operasi pengolahan dasar dengan beberapa urutan berikut ini. Yang pertama adalah pencatatan atau recording yaitu proses memindahkan data pada beberapa formulir atau dokumen. Hal ini tidak hanya pada tahap organisasi namun juga pada semua tahap pengolahan diperlukan recording.

Contoh dari proses pengolahan data ini misalnya seorang dosen yang memasukkan nilai para mahasiswa pada buku catatannya. Pada akhir semester nilai tersebut akan dikumpulkan dan dihitung menjadi satu. Selanjutnya nilai akan dimasukkan ke dalam lembaran formulir dari BAAK untuk mencatat hasil akhirnya pada file induk masing-masing mahasiswa nantinya. Dan hasil akhir dalam bentuk trasnkrip dan dikirim kepada mahasiswa yang bersangkutan.

Urutan dalam prosedur dari pengolahan data berikutnya adalah duplikasi atau duplicating merupakan operasi menggandakan data formulir atau dokumen-dokumen. Duplikasi dilakukan atau bisa saja dikerjakan pada saat data dicatat secara manual atau juga bisa dikerjakan setelahnya dengan mesin.